Minggu, 04 Desember 2011

Pejuang 45 Terjajah di Hari Kemerdekaan

 
Pejuang 45 Terjajah di Hari Kemerdekaan
KBR68H - Dewan Harian Nasional Angkatan 45 mencatat, sepuluh pejuang kemerdekaan meninggal dunia setiap hari karena usia lanjut. Sementara bagi bekas pejuang yang masih hidup, mereka ternyata harus berjuang melawan kemiskinan. Seperti apa kisah hidup para pejuang yang tersisa? Reporter KBR68H Ikhsan Raharjo menemui mereka di saat peringatan Hari Kemerdekaan.  Momen Tak Terlupakan
  Sebuah lakon drama sedang dipentaskan di Gedung Joeang ’45 Menteng, Jakarta. Drama itu dimainkan oleh sekelompok anak muda. Mereka memerankan tokoh-tokoh kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Wikana, dan Sukarni. Dialog berisi perdebatan yang terjadi antara Sukarno-Hatta dengan para pemuda pejuang tentang kapan saatnya Indonesia harus memproklamirkan kemerdekaan.  Ratusan penonton menyaksikan adegan demi adegan dengan khidmat. Yang paling serius menonton adalah 150-an bekas pejuang angkatan 45. Mereka khusus diundang pada acara ini oleh Pengurus Gedung Joeang ’45.  Beberapa dari bekas pejuang itu matanya terlihat berkaca-kaca. Mereka seperti mengingat kembali kejadian 66 tahun silam.  Cholil misalnya. Pria asli Betawi itu masih ingat betul detik-detik menjelang proklamasi. Saat itu, Cholil yang masih berusia 18 tahun diperintah komandannya untuk menjaga keamanan di daerah Kebayoran Baru, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Di komentar bila ada kesan atau pesan dari anda